Senin, 17 Maret 2008

Kata Bertuah...

Di saat terakhir dia akan mengucapkan kata berpisah, perlahan satu jari kutempelkan ke birbirnya, aku tahu ini tidak akan berhasil, tapi apa salahnya mencoba, kehidupan menyediakan keberhasilan, juga berjuta-juta kegagalan, dan mungkin aku akan mendapat salah satu dari keduanya. "kita coba lagi..."ujarku. Jelas masih teringat, jari dinginku menyentuh birbirnya yang hangat, dan saat itu rintik hujan menyembul dari kelopak matanya yang indah. Aku diam kembali, dan ini yang membuatnya tersiksa, mencoba bertahan atas segala ketidak pedulian, ketidakpekaan, dan ketidakmengertian, dan aku hanya pengelana, dan tidak bisa menjanjikan sebuah taman cinta yang banyak dimiliki para pujangga. Yang kutahu hanya bagaimana dia harus mengerti tentang sampan kehidupan yang penuh tambal yang kupunya, dan hampir selalu menenggelamkanku saat badai datang. Ya, dan ini terakhir kali aku melihat senyummu, dengan diiringi rintik hujan dari kelopak indah matamu, melambaikan tangan ke arahku yang yang pergi menjauh ke tengah lautan. Dan kini dia hadir di depanku, setelah perpisahan lama yang menyakitkan, wajahnya yang sebelumnya tertanam dalam kini terangkat perlahan, lalu menampik jariku dari bibirnya, dan seuntai senyum terkembang kembali...
Itu hadiah terindah yang pernah dia berikan padaku.

Tidak ada komentar: