Senin, 17 Maret 2008

Berjalan di Pinggir Pulau

Ini baru sebuah permulaan cerita, sebelumnya tersimpan di balik lembar-lembar kertas coklat. Temanku pena telah memberiku sebuah rumah satu hari sebelum kematiannya. Rumah itu kini telah menanti untuk ditempati. berwarna biru laut, dengan jendala berwarna abu-abu. Dan aku akan melihat diriku begitu bahagia. Dari balik jendela memandang orang yang berlalu-lalang di antara perbukitan dan menyapa. Selamat bermimpi...
dan aku akan tersenyum semanis seperti biasanya. "Ya, selamat bermimpi kembali..." balasku menyapa. Pernahkah kau sebahagia ini, menjadi seorang pengelana di alam bawah sadar. Mendayung dengan tangan mencoba menundukkan lautan kegelapan, dan angin telah memadamkan satu-satunya cahaya. Dan aku akan berlari seperti anak kecil. Menyapa hujan. kemudian membasuhkan airnya yang sejuk ke hati ku yang kesepian.
Hujan, Rumah Biru, dan Lautan. Kulitku kini legam terbakar matahari, yang menyengat tanpa melihat bahwa aku sudah sangat tersiksa dengan teriknya. Dan aku akan mencintainya selama-lamanya, Hujan, Rumah Biru, dan Lautan.

Tidak ada komentar: